Likes
PT. Ardan Greenland Propertindo
posted a blog.
6 November 2023 - Sebanyak 90 pemilik rumah dan kavling di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sedang menghadapi masalah yang mengkhawatirkan. Meskipun mereka telah melunasi pembayaran rumah dan kavling mereka, sertifikat properti mereka masih belum kunjung diterbitkan oleh pengembang perumahan. Masalah ini semakin rumit ketika diketahui bahwa sertifikat tersebut masih berada di salah satu bank di Purworejo.
Pembayaran yang Telah Lunas Tidak Membawa Sertifikat
Salah satu konsumen, yang bernama Aminah, mengungkapkan bahwa dia telah mengeluarkan lebih dari Rp 200 juta untuk mendapatkan rumahnya. Meskipun dia telah melunasi pembayaran tersebut, dia belum menerima sertifikat properti yang sesuai. Dia berharap bahwa masalah ini akan segera diselesaikan, mengingat bahwa ada sekitar 90 pemilik properti lainnya yang juga terdampak. Mereka khawatir bahwa jika masalah ini tidak segera diatasi, sertifikat properti mereka dapat hilang.
Aminah juga mengungkapkan bahwa dia awalnya membeli rumah dari salah satu pengembang terbesar di Purworejo. Pembayaran telah dilunasi pada bulan Juli 2022. Namun, kendala muncul ketika pengembang perumahan dinyatakan pailit. Saat ini, kurator yang ditugaskan untuk menyelesaikan harta pailit masih belum memberikan kejelasan terkait sertifikat properti.
Tuntutan Pemilik Properti kepada Kurator
Aminah dan banyak konsumen lainnya mendesak kurator untuk segera menyelesaikan tugasnya agar sertifikat properti dapat segera diambil oleh pemiliknya. Mereka merasa bahwa situasi ini telah berlarut-larut, dan mereka ingin agar masalah ini segera diselesaikan. Meskipun mereka telah melunasi pembayaran properti mereka, sertifikatnya masih belum diberikan karena pengembang perumahan dalam keadaan pailit. Kurator yang bertugas masih harus mengumpulkan data dari konsumen sebelum masalah ini dapat diatasi.
Salah satu konsumen lainnya, Bu Bowo, telah melunasi pembayaran perumahan sejak Oktober 2018. Namun, hingga saat ini, sertifikat properti rumahnya belum diberikan. Dia juga merasa bahwa hak-hak mereka sebagai pemilik properti tergantung pada seberapa lama masalah ini akan diselesaikan.
Pihak Kurator dan Kendala yang Ada
Pihak kurator yang bertugas belum memberikan keterangan resmi terkait masalah ini, dan media tidak diizinkan untuk menghadiri pertemuan antara kurator dan konsumen. Situasi ini masih dalam tahap penyelidikan, dan pemilik properti berharap agar sertifikat properti mereka segera dapat diberikan kepada mereka setelah masalah ini terselesaikan dengan baik.
Kerjasama Antara Kurator dan Pengembang Perumahan
Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, konsumen juga mengusulkan agar kurator dapat bekerjasama dengan PT Ardan, pengembang perumahan, untuk mendapatkan data konsumen yang lengkap. Mereka merasa bahwa data tersebut sudah seharusnya ada di PT Ardan. Upaya bersama antara pihak kurator, pengembang perumahan, dan konsumen diharapkan dapat menghasilkan solusi yang memadai agar sertifikat properti dapat segera diterbitkan kepada pemiliknya.
Sumber : https://kuatbaca.com/umum/puluhan-pemilik-properti-di-purworejo-menunggu-sertifikat-meskipun-telah-melunasi-16992322789036-948089
Suka
Respon Anda
Suka
Respon Anda
PT. Ardan Greenland Propertindo
posted a blog.
Ardani Yusuf berhasi terpilih menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Purworejo masa bakti tahun 2019-2022. Ia terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Cabang (Muscab) 2 BPC Hipmi Purworejo di Ballroom Hotel Plaza Purworejo, Sabtu (6/7/2019) sore.
Ardan, sapaan akrabnya, merupakan seorang pengusaha yang bergerak di bidang properti dan kontraktor. Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Ardan Greenland Propertindo. Pria kelahiran 33 tahun silam ini mengaku memantapkan diri maju sebagai calon ketua BPC Hipmi Purworejo setelah mendapatkan dukungan dari sejumlah pengusaha lainnya.
Kesuksesan Ardan melenggang sampai hari ini bukanlah perkara mudah, pengalamannya di bidang usaha menempa dirinya menjadi pengusaha sukses saat ini. Ardan mengawali belajar usaha saat ia masih duduk di bangku perkuliahan, selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo ia juga bekerja sebagai office boy, tukang bersih-bersih kampus. Keterbatasan biaya menjadi pelecut Ardan untuk bekerja keras.
Untuk membiayai kuliahnya, ia merelakan menikmati masa mudanya, ia memilih tekun bekerja agar perut dan urusan kuliah dapat ia beresi. Ia tak peduli bagaimana pandangan teman-teman padanya saat itu, yang terpenting adalah mampu membantu orangtuanya dan mampu mandiri secara ekonomi.
Sekira dua tahun menjadi OB, Ardan kemudian bekerja sebagai tenaga operasional di salah satu lembaga pendidikan. Lagi-lagi keterbatasn Ekonomi menjadi penyemangat bagi Ardan untuk terus bekerja keras. Baginya, sukses tidak dapat dicapai tanpa usaha maksimal.
Lulus kuliah pada 2010, Ardan kemudian memutuskan untuk menikahi gadis pujaan hatinya, Evi Tri Retnasih. Saat menikah itulah, jiwa pengusaha Ardan mulai bangkit. Semasa menjadi pengantin baru, Ardan sempat menjadi seorang pengangguran. Ia berhenti menjadi tenaga operasional lembaga pendidikan dan berpikir memulai usaha secara mandiri.
Saat menikah, istri saya bekerja menjadi PNS di RSUD Kebumen. Sementara saya masih belum punya pekerjaan,” ujar dia saat berbincang dengan sorot.co, Minggu (7/7/2019) siang.
Ketimpangan ekonomi dalam keluarga membuatnya berpikir keras untuk memulai usaha. Beruntung, ayah mertuanya mempercayai Ardan untuk ikut membesarkan usahanya, yakni usaha perkreditaan perkakas rumah tangga.
Sejak saat itulah, Ardan kemudian menjadi tukang kredit keliling, dari kampung ke kampung, menawarkan aneka prabor rumah tangga untuk dikreditkan kepada warga. Ketekunanya menjadi tukang kredit membuat ia belajar tentang dunia marketing. Saat itu, Ardan sukses mebesarkan usaha kredit mertuanya hingga ia mampu mempekerjakan sebanyak 15 orang untuk menjadi tukang kredit.
Sukses menjadi tukang kredit, Ardan kemudian diajak belajar oleh temanya untuk memulai usaha properti, awalanya ia tidak yakin, karena usaha itu memerlukan modal yang besar. Namun, semangatnya untuk berwirausaha membuat ia tekun belajar. Ia kemudian memutuskan untuk menekuni dunia properti sebagai bidang usaha barunya.
Saya belajar dengan teman satu kampung yang menjadi general manager usaha properti di Jakarta. Saat itu setiap pulang kampung, pasti saya minta belajar kepada dia, hingga akhirnya saya mengerti dan ingin menerapkan ilmu yang didapat untuk membangun usaha di Purworejo,” jelas Ardan.
Ya, dengan modal pas-pasan, Ardan memberanikan diri untuk memulai usaha properti pada tahun 2014. Ayah satu anak ini kemudian terus mengembangkan usahanya dari tahun ketahun.
Perjalanan usaha barunya itu pun tidak mudah. Ia sering terkendala dengan sedikitnya modal yang ia miliki. Belum lagi persaingan duni properti yang semakin kuat. Namun, semua itu tak membuat semangatnya surut. Ia terus mencoba dan memberi trobosan baru untuk dunia usahanya, alhasil ia menikmatinya sampai hari ini.
Ia kini berhasil menjadi, Direktur Utama PT Ardan Greenland Propertindo, salah satu pengusaha properti cluster terbesar di Kabupaten Purworejo. Tidak hanya di bidang properti, ia juga terbilang sukses di bidang kontraktor. Bisnis propertinya juga tidak melulu di Purworejo, ia telah memulai ekspansi di beberapa daerah, seperti Yogyakarta dan Jakarta.
Alhamdulillah berkat doa dan dukungan teman-teman. Sekarang kami lagi ekspansi ke Jakarta, disana sedang membangun 1.000 unit perumahan, dan saat ini sedang persiapan untuk membangun perumahan di atas lahan 4 hektare, saat ini sedang proses pembebesan lahan,”ujarnya seraya memohon doa.
Sosok Ardan bukan merupakan orang baru lagi di Hipmi. Dalam struktur kepengurusan masa bakti 2016-2019, ia tercatat sebagai Ketua Bidang Kontruksi dan Properti. Karena itu, sejumlah program dan rencana ke depan sudah tersimpan rapi dalam pemikirannya. Salah satu visi yang akan diperjuangkan yakni menjadikan para pengusaha muda Purworejo dapat menasional.
Saya ingin menciptakan pengusaha muda Purworejo yang punya potensi, meski di pinggiran bisa jadi pengusaha berskala nasional,” ungkapnya.
Menurut Ardan, hal itu sangat mungkin terwujud mengingat telah terbukti beberapa pengusaha telah mampu bergelut di level nasional. Terlebih, saat ini mulai muncul peluang bisnis strategis seperti pembangunan Bendung Bener, kawasan otorita Borobudur, dan sebagai penyangga keberadaan Bandara YIA di Kulon Progo.
Purworejo sekarang jadi jalur strategis. Nah,Bagaimana ke depan Hipmi bisa ambil peluang, kita tidak boleh hanya jadi penonton,” lanjutnya.
Impian Ardan ke depan yakni dapat menggenjot program Hipmi Peduli yang sekarang telah digiatkan. Misalnya melalui program 1 juta kotak amal, BPC Hipmi dapat bekerja sama dengan Hipmi perguruan tinggi. Dana yang terkumpul selanjutnya dapat digunakan untuk kepentingan sosial, seperti mencetak pengusaha-pengusaha muda baru. Baginya, program itu penting mengingat Hipmi bukan ajang persaingan bisnis, melainkan wadah bisnis sosial.
Bisa kita target 1 kotak Rp500 ribu. Kalau ini terwujud, kita bisa jadi percontohan di Indonesia. Bukan berarti menyalip pemerintah, tapi bagaimana kita bisa bersama-sama pemerintah mengentaskan ketimpangan sosial,” jelasnya.
Kesempatan menjadi Ketua Hipmi baginya menjadi sebuah ajang belajar berpolitik, berorganisasi, sekaligus menjalin pertemanan dengan sesama pengusaha.
Hipmi itu kan bersaing untuk bersanding, makanya sejak awal saya niati bergabung di Hipmi ini untuk ibadah, bukan sekadar berkompetisi. Jadi saya siap menang dan siap kalah dalam pemilihan ini,” pungkasnya.
Temukan dan langganan berita lainnya di Google News, Sorot Purworejo.
People also like
1
Suka
Klaten
1
Suka
Kota Surakarta
1
Suka
Semarang
1
Suka
Kota Tegal
Page Admins
-
AdminFounder