Beda pertimbangan konsumen mobil elektrifikasi dengan mobil ICE

Ibukota Indonesia (ANTARA) – Survei terbaru dari MarkPlus.Inc menunjukkan beberapa perbedaan pertimbangan konsumen pada membeli mobil elektrifikasi dengan mobil konvensional dengan mesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE).

“Jelas kelihatan sekali perbedaannya kalau berjualan mobil ICE serta non-ICE faktor-faktornya. Kalau yang tersebut non-ICE atau elektrik itu konsumen pasti pertimbangannya komoditas dengan teknologi canggih yang dimaksud dominan,” kata ketua eksekutif MarkPlus.Inc Iwan Setiawan pada acara diskusi Automotive Industry Roundtable: Navigating the Future of The 4W Industry ke Jakarta, Rabu.

Meskipun efisiensi komponen bakar tetap menjadi pertimbangan penting, Iwan mengemukakan, konsumen umumnya lebih lanjut mementingkan teknologi canggih juga kualitas tinggi pada membeli produk-produk mobil elektrifikasi.

Menurut hasil survei yang dimaksud dilaksanakan Agustus 2024 pada 180 responden ke wilayah Indonesia, banyaknya 45,2 persen konsumen mementingkan aspek kecanggihan teknologi dan 51,6 persen mementingkan kualitas komoditas lebih tinggi di membeli mobil elektrifikasi.

Sedangkan pada pembelian mobil ICE, semata-mata 24 persen konsumen yang dimaksud mementingkan teknologi canggih dan 36,7 persen yang digunakan mementingkan hasil berkualitas tinggi.

Customer mobil ICE sebagian besar mengutamakan efisiensi penyelenggaraan BBM (62,7 persen), keterjangkauan tarif (58,7 persen), lalu biaya jual tinggi (58 persen).

Baca juga: Honda terlibat berkompetisi pada ranah elektrifikasi China

Baca juga: Penjualan barang elektrifikasi Lexus naik 130 persen

Efisiensi unsur bakar juga keterjangkauan biaya juga menjadi pertimbangan sebagian besar konsumen mobil elektrifikasi. Persentase konsumen mobil elektrifikasi yang dimaksud mempertimbangkan kedua komponen tersebut masing-masing 54,8 persen.

Namun, semata-mata 35,5 persen konsumen mobil elektrifikasi yang mementingkan harga jual jual mobil yang tersebut tinggi.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 54,8 persen calon pembeli mobil listrik mementingkan reputasi merek yang baik.

“Meski nomor pemasaran mobil elektrifikasi belum berjumlah mobil ICE, banyak warga sangat tertarik untuk mempunyai mobil elektrik, bahkan pengguna ICE pada waktu ini mereka juga telah mempertimbangkan untuk punya mobil listrik, entah sebagai mobil tambahan atau pengganti,” kata Iwan.

Khusus di luar Pulau Jawa, keterjangkauan biaya merupakan hal yang paling penting pada pemilihan mobil elektrifikasi.

Menurut hasil survei di dalam luar Jawa, sebanyak 70 persen konsumen menginginkan mobil elektrifikasi dengan harga jual terjangkau, 55 persen menginginkan mobil dengan harga jual jual tinggi, dan 60 persen menginginkan mobil dengan tarif suku cadang terjangkau.

Baca juga: Nyaris 70 persen pangsa elektrifikasi didominasi mobil hibrida

Baca juga: Toyota dinilai tunjukkan keunggulan komoditas kendaraan elektrifikasi

​​​​​

Artikel ini disadur dari Beda pertimbangan konsumen mobil elektrifikasi dengan mobil ICE