Misteri Harga Mobil dalam Indonesia: Mengapa Lebih Mahal dari Thailand?

JAKARTA – Negara Indonesia kemudian Thailand, dua negara yang dimaksud sama-sama miliki bidang otomotif yang berprogres pesat, ternyata mempunyai perbedaan mencolok di hal nilai mobil.

Mobil-mobil yang digunakan sama, bahkan yang tersebut dirakit secara lokal di Indonesia, seringkali dijual dengan harga jual yang tersebut sangat lebih banyak lebih tinggi dibandingkan ke Thailand. Apa yang tersebut menyebabkan perbedaan ini?

Pajak Lebih Kompetitif di dalam Thailand

Salah satu aspek utama yang menyebabkan nilai tukar mobil pada Thailand lebih tinggi ekonomis adalah instrumen pajak yang digunakan lebih lanjut kompetitif, teristimewa untuk mobil ramah lingkungan. Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi serta Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa pajak mobil ke Thailand lebih banyak kecil dibandingkan pada Indonesia.

“Insentif diperluas untuk low emission vehicle, lantaran kita itu yang mana BEV (Battery Electric Vehicle) hampir sebanding dengan negara lain. Tapi untuk lainnya, low emission vehicles masih berjauhan sekali dengan negara lain,” ungkap Putu Juli Ardika dalam Jakarta, belum lama ini.

Wuling Air EV: Contoh Nyata Disparitas Harga

Salah satu contoh nyata adalah Wuling Air EV. Mobil listrik ini dijual dengan nilai Rp180 jutaan di Thailand, sementara di dalam Indonesia dibanderol Rp300 jutaan, meskipun sudah ada dirakit secara lokal di Cikarang, Jawa Barat. Perbedaan harga jual yang tersebut signifikan ini menunjukkan betapa besarnya dampak pajak terhadap tarif jual mobil di Indonesia.

Beban Pajak yang mana Tinggi di Indonesia

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Negara Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengungkapkan bahwa tingginya nilai mobil pada Indonesi disebabkan oleh banyaknya instrumen pajak yang mana dikenakan. Pajak-pajak ini, satu di antaranya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dapat mencapai lebih lanjut dari 30-40 persen dari nilai tukar jual mobil.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo mengatakan, “harga mobil ini juga diskusi dengan Pemda (pemerintah daerah), sebab BBNKB itu berubah jadi isu. Itu (pajak) yang digunakan menyebabkan tarif mobil ini luar biasa mahal, lantaran bila ditotal dapat lebih tinggi dari 30-40 persen itu adalah bentuk pajak.”

Dampak Terhadap Daya Beli Masyarakat

Tingginya nilai tukar mobil di Indonesia tentu sekadar berdampak pada daya beli masyarakat. Hal ini tercermin dari data transaksi jual beli mobil bekas yang mana lebih banyak lebih tinggi dibandingkan mobil baru. Banyak konsumen yang memilih mobil bekas dikarenakan harganya lebih banyak terjangkau, meskipun harus mengorbankan ciri serta teknologi terbaru.

“Memang mobil bekas dari tahun 2013 ke 2023 naik tiga kali lipat, dari cuma 500 ribu unit jadi sekarang telah 1,4 jt unit. Ini adalah perubahan mobil bekas, ini akibat dari tiada terjangkaunya, akibat nilai tukar mobil serta pendapatan per kapita makin terpencil gap-nya,” ungkap Riyanto, Peneliti Senior LPEM FEB UI.

Riyanto menyebut, pemerintah Tanah Air diperlukan mempertimbangkan untuk merevisi kebijakan perpajakan mobil agar lebih banyak kompetitif, khususnya untuk kendaraan ramah lingkungan. Hal ini dapat membantu mengupayakan perkembangan bidang otomotif, meningkatkan daya beli masyarakat, kemudian menghurangi emisi karbon.

Selain itu, produsen mobil juga harus terus berinovasi untuk memunculkan mobil-mobil yang tersebut lebih tinggi efisien dan juga terjangkau. Dengan demikian, masyarakat Nusantara dapat miliki akses yang lebih lanjut simpel terhadap kendaraan pribadi yang dimaksud aman, nyaman, kemudian ramahlingkungan.

Artikel ini disadur dari Misteri Harga Mobil di Indonesia: Mengapa Lebih Mahal dari Thailand?