Ibukota (ANTARA) – Perusahaan otomotif Neta diwartakan menghentikan kegiatan produksi di pabrik Zhejiang serta memangkas penghasilan karyawannya dikarenakan kinerja perdagangan produknya turun di China.
Car News China pada Rabu mengutip laporan DoNews yang menyebutkan bahwa pabrik Neta ke Tongxiang, Zhejiang, menghentikan produksi selama setengah bulan.
Pabrik yang dimaksud direncanakan mempunyai kapasitas produksi 200.000 unit kendaraan itu teristimewa memproduksi crossover Neta L.
Neta tahun ini juga dilaporkan memangkas penghasilan karyawannya. Pada Oktober 2024, beberapa pekerja Neta mengklaim bahwa perusahaan gagal membayar upah bulan sebelumnya tepat waktu sebab berutang untuk pemasok. Pada pada waktu yang tersebut sama, penghasilan karyawan berpangkat membesar Neta dipotong hingga 30 persen.
Dalam tanggapan resmi yang digunakan disampaikan 31 Oktober 2024, Neta menyampaikan bahwa perusahaan meluncurkan rencana insentif ekuitas untuk seluruh staf.
Organisasi akan mengambil 5 persen saham sebagai insentif bagi karyawan menurut rencana penggajian baru yang digunakan disampaikan secara internal.
Baca juga: Neta akan membuka 10 dealer baru untuk menyokong ekspansi dalam Indonesia
Neta didirikan tahun 2018 oleh Hozon Auto sebagai pembuat New Energy Vehicle (NEV), istilah yang dimaksud digunakan untuk kendaraan yang dimaksud menggunakan energi baru terbarukan.
Perusahaan yang digunakan memproduksi mobil listrik dengan harga jual terjangkau ini pada tahun 2022 berhasil melampaui produsen mobil lain seperti Li Auto, Nio, lalu Xpeng dengan besar produksi tahunan lebih tinggi dari 150.000 unit.
Saat itu, Neta memutuskan untuk naik kelas dengan meluncurkan model yang digunakan secara teknis canggih dengan harga jual yang digunakan tambahan tinggi. Lini modelnya ketika ini meliputi Neta Aya (Neta V II), Neta X, Neta GT, Neta L, Neta S, kemudian Neta S Hunting.
Namun, ukuran transaksi jual beli mobilnya malah terus turun di dalam China. Dari Januari hingga September 2024, Neta hanya mengirimkan 53.853 unit kendaraan dalam di negeri, kurang dari 30 persen dari target transaksi jual beli tahunannya.
Menurut warga pada industri, Neta pada Oktober 2024 mengirimkan sekitar 4.500 unit kendaraan atau turun 40 persen dari bulan sebelumnya.
Penurunan perdagangan yang disebutkan antara lain dipengaruhi masalah pengiriman Neta S Hunting. Ini adalah terlihat dari banyaknya komentar pelanggan dalam akun Weibo direktur utama Neta Zhang Yong Weibo.
Menurut sumber-sumber di China, Neta tiada dapat mengirimkan varian Pro dari S Hunting dikarenakan ada aksesori yang digunakan hilang. Performa perdagangan model mobil Neta lainnya juga kurang baik.
Baca juga: Neta akan produksi mobil listrik terbaru Neta X di dalam Bekasi
Sementara itu, kerugian bersih perusahaan induk Neta, Hozon Auto, meningkat dari tahun ke tahun di China.
Kuantitas kerugian bersihnya meningkat dari 4,84 miliar yuan (Rp10,69 triliun) pada 2021 menjadi 6,67 miliar yuan (Rp14,7 triliun) pada 2022, juga 6,87 miliar yuan (Rp15,19 triliun) pada 2023.
Meskipun secara keseluruhan transaksi jual beli mobilnya melambat di China, Neta punya harapan di pangsa luar negeri.
Neta sudah memasuki beberapa bursa pada Asia Tengah, Asia Tenggara, Amerika Latin, juga Afrika Selatan juga berniat memasuki pasar Eropa.
Baca juga: Dongfeng Honda resmikan pabrik kendaraan energi baru pada China
Baca juga: Pabrik mobil terbang Xpeng berkapasitas produksi 10.000 unit per tahun
Artikel ini disadur dari Neta diwartakan hentikan produksi dan pangkas gaji karyawan