Games  

Survey Ungkap Pengeluaran In-Game Anak-Anak Tahun 2024 Menurun

Pengeluaran In-Game – Video game menjadi hiburan yang dimainkan oleh berbagai usia. Dan pada zaman sekarang, tak sedikit game yang menyediakan fitur transaksi alias In-Game Purchase yang dapat digunakan untuk membeli sesuatu dalam game dengan uang asli.

Dan kini, sebuah survey tahunan mengungkapkan bahwa pengeluaran In-Game anak-anak pada tahun 2024 ternyata menurun dari tahun sebelumnya. Penurunan ini cukup Signifikan yaitu hampir menyentuh 10%.

Pengeluaran In-Game Anak-Anak Tahun 2024 Menurun?

Mayoritas Anak Tidak Berbelanja Sama Sekali

Dilansir dari sebuah survey yang diadakan oleh sebuah lembaga bernama VideoGamesEurope pada tahun ini, diketahui bahwa rata-rata pengeluaran In-Game Anak-anak perbulan dalam tahun 2024 adalah 31 Euro atau sekitar 525 ribu Rupiah.

Survey ini diadakan oleh VGE bersama Ipsos yang melakukan survey terhadap 2772 orang dewasa diatas 18 tahun yang menjadi orang tua ataupun wali dari anak-anak yang bermain video game di Eropa.

76% Orang Tua mengaku bahwa anak mereka tidak melakukan pengeluaran In-game sama sekali dalam video game dimana hal tersebut stabil dari tahun 2020 dan tidak begitu signifikan. 18% responden menjawab bahwa anak mereka melakukan perbelanjaan dalam game.

Mayoritas Tidak Berbelanja Besar
Mayoritas Tidak Berbelanja Besar

73% dari responden mengaku bahwa anak mereka menghabiskan 16 ribu hingga 320 ribu rupiah dalam satu bulan untuk berbelanja dalam game dan sekitar 4% saja yang berbelanja diatas 1,3 juta Rupiah

Hal ini cukup menurun dimana pada tahun sebelumnya, rata-rata pengeluaran anak-anak tersebut setiap bulannya mencapi 39 Euro dimana 64% berbelanja kecil dan 7% anak-anak menghabiskan lebih dari 1,3 juta Rupiah.

Detail Perbelanjaan Anak-Anak, Tak Tertarik Lootbox?

Top Up Untuk Kosmetik Dan Gameplay
Top Up Untuk Kosmetik Dan Gameplay

30% anak-anak ini diketahui membeli item kosmetik, namun menariknya lootbox kurang populer dimana hanya sekitar 21% saja yang berbelanja hal tersebut. Dan ada hal yang tak kalah uniknya lagi.

Ternyata, dari 73% responden yang mengaku anaknya berbelanja juga mengakui bahwa anak mereka berbelanja atas pengawasan mereka dimana 49% meminta izin tersebut dan 27% membatasi pengeluaran sang anak.

Mayoritas Adakan Kesepakatan
Mayoritas Adakan Kesepakatan

Dari laporan tersebut, dapat diketahui bahwa 3 dari 5 orang tua atau wali yang mengizinkan anaknya berbelanja memantau pengeluaran yang dilakukan oleh anak-anaknya dengan sistem persetujuan ataupun izin terlebih dahulu.

Beberapa orang tua juga memantau dengan cara-cara seperti TFA, Parental Control, Notifikasi, Pemantauan kartu kredit, dan juga Vocer. Menariknya, 5% responden yang anaknya berbelanja in-game justru tidak memantau pengeluaran anaknya.

Hanya Sedikit Yang Tidak Memantau
Hanya Sedikit Yang Tidak Memantau

Dan sepertinya ini merupakan angka yang stabil mengingat puncak pembelian memang meningkat pada zaman pandemi dimana anak-anak menghabiskan waktu dalam rumah dan bermain video game.

Perlu diingat bahwa survey ini merupakan survey yang dilakukan untuk region Eropa sehingga mungkin akan ada perbedaan hasil jika dilakukan di region-region lain seperti Amerika Serikat dan Asia.


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Berita atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com