DEPOK – Di sedang krisis iklim yang semakin memprihatinkan, transisi energi berubah menjadi jadwal krusial bagi Indonesia. Namun, mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 bukanlah perkara sederhana lalu membutuhkan solusi komprehensif yang mana melibatkan beragam pihak.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), pada seminar nasional “Strategi Percepatan Transisi Energi” ke Universitas Tanah Air (UI) belum lama ini menegaskan bahwa bukan ada “solusi sakti” untuk transisi energi.
“Kami percaya bahwa bukan ada solusi tunggal untuk menuju Net Zero Emission,” tegas Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN. “Semua solusi kemudian teknologi memiliki perannya setiap di memberikan sumbangan bagi penurunan emisi.”
Seminar ini merupakan puncak dari seri seminar “100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Mewujudkan Nusantara Net Zero Emission” yang digunakan telah terjadi diselenggarakan ke tujuh universitas terkemuka di Indonesia.
Yakni Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Udayana Bali, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, kemudian Universitas Gajah Mada (Yogyakarta).
Seminar yang disebutkan juga menghadirkan para pakar dari beragam sektor, menciptakan kolaborasi “Triple Helix” antara Pemerintah, Akademisi, lalu Industri.
Prof. Iwan Jaya Azis, pakar kegiatan ekonomi dari Cornell University, New York, Amerika Serikat, yang mana hadir sebagai pembicara, memberi peringatan tentang betapa pentingnya tantangan emisi karbon secara nasional maupun secara global.
“Perubahan iklim adalah isu atau ‘gajah pada di ruangan’ yang dimaksud tiada bisa saja kita abaikan begitu saja,” ujarnya. Ia mengutip fakta bahwa emisi CO₂ di Nusantara pada masa kini mencapai 750 jt ton per tahun, atau sekitar 3 ton per kapita.
Ia juga menambahkan bahwa “Net Zero Emission” ini adalah sebuah strategi atau jalan berada dalam yang mana ideal untuk mencapai keberlanjutan energi hijau tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, implementasi strategis sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi. Penerapan green energi juga dapat direalisasikan sebagai aktivitas dekarbonisasi. “Tidak belaka membantu perkembangan ekonomi, namun juga berkontribusi bagi kesejahteraan petani Negara Indonesia melalui positive cycle,” tambah Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.
Mengapa Tidak Ada Solusi Tunggal?
Transisi energi adalah proses kompleks yang mana melibatkan berubah-ubah aspek, mulai dari teknologi, ekonomi, sosial, hingga politik. Tidak ada satu teknologi pun yang tersebut dapat menyelesaikan semua permasalahan di transisi energi.
Artikel ini disadur dari Tidak Ada Solusi Sakti untuk Transisi Energi: Toyota Indonesia Usung Strategi Multi-Pathway Menuju Nol Emisi Karbon